Puisi ini ku
persembahkan untuk seseorang yang tak mungkin kudapatkan
Awal pertemuan ku dengan mu tak ada sedikitpun rasa yang
hinggap dihatiku
Namun hingga berjalannya waktu,
Aku menemukan titik
dimana aku mulai menyukaimu,
Entah dari sikap, perkataan, maupun perbuatanmu.
Yang menurutku
berbeda dari laki-laki yang kutemui sebelum kubertemu denganmu.
Saat kau tersenyum itulah penyemangat untukku
Saat kau tertawa lepas disampingku itulah dimana aku bangkit
dari keterpurukanku,
Saat melihatmu terdiam menagis ingin sekali aku berada disampingmu
menghapus air matamu, Meminjamkan pundakku untuk tempat bersandarmu
Mungkin itu adalah sebuah hayalan semataku.
Hingga dada ini sesak
menahan semua itu.
Saat aku ingin mengatakan perasaan ini kepadamu
Aku melawan gengsiku sebagai perempuan hanya karena dirimu
Tapi saat aku ingin mengatakannya, aku mendengar dari mulutmu sendiri bahwa kau
telah memiliki seseorang disampingmu,
Hatiku seperti tersayat pisau yang sangat tajam dan kau mencabutnya
begitu saja, tanpa memperdulikan perasaanku.
Lagi-lagi aku melihatmu tertawa dan tersenyum karnanya,
bukan karnaku.
Disaat itu juga aku sadar, kau lebih senang bersamanya
dibandingkan denganku yang sudah lama memendam perasan yang sangat sangat menyakitkan
bagiku.
Mungkin kau lebih bahagia bersamnya dibanding dengan diriku.
Terima kasih untuk semuanya.
Untuk senyum ini, tawa ini, dan untuk tangis ini.
Terima kasih kau sudah member warna yang sangat indah bagiku,
walau bagi orang lain ini sangat menyakitkan tapi bagiku melihatmu tersenyum
sudah cukup membuatku bahagia.
Terima kasih Kau adalah cinta pertamaku dan kau juga orang
pertama menyakiti hatiku. :’(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar