REKAYASA TEKNONOLOGI TANGAN BIONIK SISTEM GERAK MANUSIA
Tubuh Bionik
(BBC)
Baru-baru ini [2 Maret 2012] BBC
merilis informasi mutakhir, “The Bionic Bodies series” yaitu mengenai
kemajuan dan perkembangan teknologi bionik, kadang-kadang disebut juga dengan Prosthetic
Device. BBC merangkumnya dalam format interaktif yang sangat menarik dan
relatif mudah dipahami.
Teknologi bionik itu sendiri
adalah teknologi penggantian sebagian alat-alat tubuh, seperti tangan, mata,
telinga, otak, yang sudah rusak sehingga bisa berfungsi kembali.
Beberapa pengertian lain
mengatakan, Bionik adalah sebuah Teknologi Gerak yang biasa digunakan untuk
membantu kerusakan sistem gerak pada tubuh manusia yaitu kerusakan Tulang
akibat kecelakaan atau penyakit lainnya.
Masing-masing bagian tubuh yang
dapat digantikan dengan organ buatan, dipaparkan berdasarkan hasil penelitian
mutakhir yang disertai video.
Informasi ini tentunya sangat
bermanfaat bagi pemerhati teknologi terapan, pelajar dan mahasiswa bioscience,
kedokteran dan praktisi yang berhubungan dengan bidang medis.
Touch Bionic merupakan salah satu
perusahaan internasional terkemuka yang memproduksi organ-organ tubuh buatan
(bionik), khususnya tangan bionik. Produknya terdiri dari dua jenis yaitu
tangan bionik aktif dan tangan bionik pasif.
Tangan bionik aktif tidak sekedar
mengganti fungsi tetapi juga lebih kuat, tangan ini dapat mengangkat beban
seberat 100 kg, sedangkan tangan bionik pasif untuk gerakan-gerakan dasar dan
bentuknya sangat mirip dengan tangan alami.
i-limb
Ultra, tangan bionik aktif (Touch Bionic)
"Livingskin"
tangan bionik pasif (Touch Bionic)
Robocop,
ikon manusia bionik populer (Robocop 2013-Movieweb)
AUSTRIA SUKSES MEMBUAT TANGAN BIONIK
Apakah Anda
masih ingat dengan film The Six Million Dollar Man atau Bionic Woman yang cukup
berkesan beberapa tahun yang lalu menghiasi televisi. Dimana manusia dapat
dibantu dengan adanya jaringan bionic (bio electronic dalam tubuhnya). Nah,
kali ini negara Austria mencoba memamerkan keberhasilannya membuat jaringan
bionic. Ilmuwan Austria memelopori tangan bionik yang didukung sinyal
saraf.
Orang pertama yang mendapatkan satu tangan itu telah melakukan hal yang mustahil sejak setahun lalu, seperti naik sepeda serta makan dengan garpu dan pisau. Selama beberapa dekade, manusia telah berspekulasi tentang meningkatkan atau mengganti bagian tubuh mereka dengan implan bionik. Implan koklea dan alat pacu jantung telah menjadi biasa.
Perusahaan Austria bernama Bionic Reconstructions menjadi perintis teknik amputasi selektif untuk menggantikan tangan yang rusak parah dengan sambungan seperti cyborg yang dikendalikan langsung oleh otak.
Orang pertama yang mendapatkan satu tangan itu telah melakukan hal yang mustahil sejak setahun lalu, seperti naik sepeda serta makan dengan garpu dan pisau. Selama beberapa dekade, manusia telah berspekulasi tentang meningkatkan atau mengganti bagian tubuh mereka dengan implan bionik. Implan koklea dan alat pacu jantung telah menjadi biasa.
Perusahaan Austria bernama Bionic Reconstructions menjadi perintis teknik amputasi selektif untuk menggantikan tangan yang rusak parah dengan sambungan seperti cyborg yang dikendalikan langsung oleh otak.
Patrick Mayrhofer adalah orang yang memiliki tangan robot itu.
Dokter berhasil menyelamatkan lengan kirinya setelah ia tersengat listrik tiga tahun lalu saat kecelakaan kerja. Padahal, sembilan operasi tidak memungkinkan bagi Dr Oskar Aszmann dan tim ahli bedahnya menyelamatkan tangan kiri Mayrhofer.
Tangan itu memiliki rangka dari logam dengan sendi krom dan jari-jari dari plastik putih. Alat itu memiliki elektroda yang dapat menerima sinyal dari sistem saraf otak melalui kulit yang tersambung dengan tangan bionik.
Bahkan jika tangan yang nyata tidak ada lagi, otak masih bisa mengirimkan sinyal untuk memerintahkan elektroda tangan bionik untuk bergerak.
"Menggunakan elektroda, kita dapat memunculkan aktivasi otot, tegangan kecil pada kulit. Dengan dua hal itu, kita dapat membuka dan menutup tangan," ujar Janos Kalmar, salah satu peneliti.
disusun oleh : Epi Rapiyah, Jaka Maulana, Farach Nur fauziyah, Fitria Syafa'ah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar