Kamis, 04 Februari 2016

Kode Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

Aliansi Jurnalis Independen percaya bahwa kemerdekaan pers dan hak publik atas informasi merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. Dalam menegakkan kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik atas informasi, anggota AJI wajib mematuhi Kode Etik sebagai berikut :
  1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
  2. Jurnalis selalu menguji informasi dan hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
  3. Jurnalis tidak mencampuradukkan fakta dan opini.
  4. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan publik.
  5. Jurnalis memberikan tempat bagi pihak yang tidak memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menyuarakan pendapat mereka.
  6. Jurnalis mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan, pemberitaan serta kritik dan komentar.
  7. Jurnalis menolak segala bentuk campur tangan pihak manapun yang menghambat kebebasan pers dan independensi ruang berita.
  8. Jurnalis menghindari konflik kepentingan.
  9. Jurnalis menolak segala bentuk suap.
  10. Jurnalis menggunakan cara yang etis dan profesional untuk memperoleh berita, gambar, dan dokumen.
  11. Jurnalis segera meralat atau mencabut berita yang diketahuinya keliru atau tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada publik.
  12. Jurnalis melayani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.
  13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi.
  14. Jurnalis tidak menjiplak.
  15. Jurnalis menolak praktik-praktik pelanggaran etika oleh jurnalis lainnya.
  16. Jurnalis menolak kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pandangan politik, orang berkebutuhan khusus atau latar belakang sosial lainnya.
  17. Jurnalis menghormati hak narasumber untuk memberikan informasi latar belakang, off the record, dan embargo. 
  18. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku serta korban tindak pidana di bawah umur.
  19. Jurnalis menghormati privasi, kecuali untuk kepentingan publik.  
  20. Jurnalis tidak menyajikan berita atau karya jurnalistik dengan mengumbar kecabulan, kekejaman, kekerasan fisik dan psikologis serta kejahatan seksual.
  21. Jurnalis menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, tidak beritikad buruk, menghindari fitnah, pencemaran nama dan pembunuhan karakter.
 Sumber : http://aji.or.id/read/kode-etik.html

Pengertian dan Contoh Esai

Bahasa Indonesia ( Esai ).
Esai adalah ekspresi dari opini seseorang terhadap sebuah hal. Jadi essay sesungguhnya sangat berbeda dengan artikel ilmiah atau sekadar opini eksposure (laporan faktual). Perpaduan antara fakta dengan imajinasi, antara pengetahuan dengan perasaan membuat essay berbeda dibanding jenis tulisan lainnya. Sebuah essay selayaknya dapat menghantarkan pembacanya untuk memahami persoalan dengan cara yang tidak njelimet dan (kadang) bernuansa santai, tetapi tetap sarat makna.


Bagian Esai:
  • Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
  • Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
  • Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Langkah pembuatan Esai:
  1. Menentukan tema atau topik
  2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
  3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
  4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
  5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan.
  6. Menuliskan kesimpulan.
  7. Memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Esai
Tugas Esai.

Televisi dan Perubahan Sosial

            Televisi merupakan salah satu sarana bagi media massa untuk menyampaikan perkembangan informasi bagi seluruh masyarakat, dengan tampilan audio visual yang membuat tampilan sebuah acara lebih hidup dan menjangkau ruang lingkup yang luas, membuat suatu nilai positif bagi media massa. Namun nilai positif tersebut kadang malah menimbulkan suatu implikasi negatif bagi masyarakat jika penyampaian pesan tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran dan ditampilkan dengan baik.
            Pada saat sekarang ini stasiun televisi semakin bertambah banyak, yang membuat sebuah persaingan untuk saling merebut perhatian pemirsa dengan menyajikan tayangan yang memuat nilai informasi, pendidikan serta hiburan. Tetapi semakin tinggi nilai persaingan tersebut malah membuat pihak-pihak stasiun televisi melupakan hal-hal tersebut, dan lebih mengutamakan nilai rating program acara.
            Akibat dari nilai rating tersebut membuat pihak stasiun menampilkan program yang hanya perlu mengeluarkan biaya sedikit namun disukai oleh para penonton, sedangkan acara dengan kualitas bagus dan memerlukan biaya yang banyak malah memiliki rating yang rendah sehingga program tersebut harus dihentikan.
            Salah satu contoh negara yang termasuk kecanduan menonton televisi adalah indonesia, dengan segala macam bentuk program acara yang diminati orang-orang seperti sinetron dan infotainment membuat banyak masyarakat indonesia lebih memilih menonton acara tersebut dibandingkan dengan mengikuti kegiatan kemasyarakatan atau bergaul dengan orang-orang sekitar lingkungannya.
            Hal-hal tersebut dapat merubah pola pikir dan sikap sosial masing-masing individu seperti berkurangnya tingkat kepercayaan terhadap sesama, dan terkadang menimbulkan tingkat kriminalitas yang tinggi. Perubahan sosial yang lebih besar terlihat pada anak-anak hingga tingkat usia remaja, yang dapat terlihat dari bentuk kata-kata yang tidak baik, tingkah laku dan pergaulan yang didapatkan mereka dari melihat suatu program acara tanpa memilah mana yang baik untuk ditiru atau tidak.
            Permasalahan seperti ini dapat memberi dampak buruk bagi generasi muda selanjutnya, dan masih merupakan hal yang sulit untuk menemukan solusinya. Untuk saat ini solusi yang dapat dilakukan bisa dengan cara menghabiskan waktu luang bersama keluarga, sehingga keluarga dapat mendidik dan membimbing untuk mengajari hal-hal yang baik untuk dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta bagi pemerintah harus membatasi tayangan program televisi untuk sinetron dan infotainment dan memperbanyak tayangan acara yang lebih bersifat pendidikan atau edukatif.